Tradisi Upacara Basela Sebagai Kearifan Lokal Suku Anak Dalam (SAD) Jambi Dalam Mempertahankan Kultur di Era Globalisasi
DOI:
https://doi.org/10.36057/jilp.v7i1.620Keywords:
Upacara Basela, Keberagaman Budaya, Kepercayaan Anamisme, Suku Anak DalamAbstract
Indonesia merupakan negara dengan keanekaragaman budaya dan setiap daerah mempunyai kearifan lokal yang berbeda-beda. Provinsi Jambi merupakan daerah yang memiliki banyak keanekaragaman budaya dan tradisi. Keberagaman budaya tersebut dapat ditunjukkan oleh beberapa suku di Jambi, antara lain suku Melayu, suku Kerinci, suku Batin, suku Senghulu, suku Anak Dalam (Kubu), dan suku nomaden. Salah satu suku yang paling populer adalah suku Anak Dalam atau sering disebut dengan suku Kubu. Suku Anak Dalam merupakan suku khas yang ada di Provinsi Jambi. Mereka tergolong minoritas dan mempunyai tradisi unik dalam mengobati penyakit, yakni melalui upacara Basela. Tujuan penelitian ini adalah untuk menggali sejarah dan nilai upacara Basela sebagai metode penyembuhan tradisional serta melestarikan kearifan lokal yang terkandung dalam budaya Basela di era globalisasi ini. Dalam pelaksanaannya menggunakan metode penelitian atudy literatur atau penelitian terdahulu seperti artikel, jurnal, buku, dan lain-lain. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa tradisi Basela merupakan warisan budaya yang ditujukan untuk pengobatan non medis dan bentuk doa bagi suku Anak Dalam menghindari bencana. Komunitas batin suku Anak Dalam masih mempertahankan tradisi tersebut hingga saat ini karena mereka sangat memahami nilai-nilai kepercayaan Aimisme.
Downloads
References
Kurniawan, Dwi, and Rista Aldilla Syafri. "Besale Sebagai Kearifan Lokal Suku Anak Dalam Di Desa Nyogan Kecamatan Mestong Kabupaten Muaro Jambi, Jambi." UNEJ e-Proceeding (2018).
Nahak, H. M. (2019). Upaya melestarikan budaya indonesia di era globalisasi. Jurnal Sosiologi Nusantara, 5(1), 65-76.
Novriawati, Arini. Makna dan Simbol Berentak dalam Upacara Besale pada Masyarakat Suku Anak Dalam di Dusun Johor Baru Desa Bungku Kabupaten Batanghari Jambi. Diss. Institut Seni Indonesia Yogyakarta, 2018.
Muslimahayati, Muslimahayati, and Ambarsari Kusuma Wardani. "Implementasi Etnomatematika masyarakat suku anak dalam (SAD) kabupaten Batanghari provinsi Jambi pada pembelajaran matematika." Jurnal Elemen 5.2 (2019): 108.
Hafizah, N. (2023). PENGARUH GLOBALISASI TERHADAP KEBUDAYAAN BANGSA INDONESIA. Journal of Creative Student Research, 1(1), 37-41.
Suparno, S., Alfikar, G., Santi, D., & Yosi, V. (2018). Mempertahankan Eksistensi Budaya Lokal Nusantara Ditengah Arus Globalisasi Melalui Pelestarian Tradisi Gawai Dayak Sintang. Jurnal Pekan: Jurnal Pendidikan Kewarganegaraan, 3(1), 43-56.
Banda, M. M. (2016). Upaya kearifan lokal dalam menghadapi tantangan perubahan kebudayaan. Fakultas Ilmu Budaya Universitas Udayana.
Njatrijani, R. (2018). Kearifan Lokal Dalam Perspektif Budaya Kota Semarang. Gema Keadilan, 5 (1), 16–31.
Hajri, Priazki, and Junaidi Indrawadi. "Pewarisan Nilai-Nilai Tradisi Budaya Suku Anak Dalam Air Hitam, Sarolangun, Provinsi Jambi." Anthropos: Jurnal Antropologi Sosial dan Budaya (Journal of Social and Cultural Anthropology) 7.1 (2021): 88-97.
Widiatmaka, Pipit. "Kendala Pendidikan Kewarganegaraan dalam membangun karakter peserta didik di dalam proses pembelajaran." Jurnal Civics 13.2 (2016): 188-198.
Hasanah, S. (2022). EKSISTENSI TRADISI UPACARA BESALE SERTA UPAYA MASYARAKAT SUKU ANAK DALAM MEMPERTAHANKAN LOCAL WISDOM DI ERA GLOBALISASI. KRINOK| Jurnal Pendidikan Sejarah dan Sejarah, 1(2), 186-197.
Downloads
Published
How to Cite
Issue
Section
License
Copyright (c) 2023 Jurnal Ilmiah Langue and Parole

This work is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial-ShareAlike 4.0 International License.